Total Tayangan Halaman

Minggu, 21 November 2010

HARAM : Sekularisme, Kapitalisme, Nasionalisme, dan Demokrasi.

Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan oleh Allah, dan janganlah kamu mengikuti keinginan mereka. Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memperdayakan engkau terhadap sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sungguh, kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (Al-Maidah ayat 49)


Demokrasi Sistem Kufur

Demokrasi adalah suatu konsep tentang realita kehidupan dimana manusia berkehendak untuk membuat peraturan hidupnya (Demos: rakyat; kratos: pemerintahan). Padahal, aturan hidup itu sudah dibuat oleh Allah SWT dengan sangat sempurna. Allah SWT sebagai pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan ini sudah menyertakan tata cara “penggunaan” alam semesta sebagaimana sebuah pabrik membuat aturan pakai tentang suatu produk yang dibuatnya. Jika Allah sudah menciptakan sebuah aturan untuk hidup ini maka mengapa kita sebagai manusia berani untuk membuat aturan lain selain aturan Allah SWT yang Maha Mengetahui kondisi alam semesta?

Perintah untuk memutuskan perkara kehidupan menurut aturan Allah adalah wajib hukumnya, maka apakah kita akan menginginkan aturan manusia sebagai pengatur kehidupan ini. Sebagai umat Islam, kita jangan sampai tertipu oleh tipu daya orang-orang kafir bahwa demokrasi merupakan sistem politik paling baik yang bisa mengakomodir kepentingan seluruh umat manusia. Anggapan sesat ini membuat kaum Muslimin berpaling dari aturan Allah SWT dan masuk ke dalam kubangan maksiat secara berjamaah.

Demokrasi Mengundang Kesengsaraan

Manusia adalah makhluk yang lemah dimana kita tidak dapat melihat realita secara menyeluruh. Setiap kepala dari manusia akan berbeda tatkala mengeluarkan pendapat. Maka dari itu, dalam demokrasi cenderung terjadi konflik yang membawa manusia ke dalam kehancuran. Teori-teori tentang sistem pemerintahan demokrasi muncul dari para filosof Yunani ketika mereka menaggap bahwa kerajaan yang bersifat absolut (mutlak) tidak dapat mengakomodir kepentingan rakyatnya. Padahal demokrasi melahirkan bentuk “kerajaan” baru yakni ‘kekuasaan parlemen’.

Parlemen sebagai bentuk sistem Pemerintahan demokrasi merupakan wakil dari berbagai golongan yang mempunyai kepentingan. Umat ini telah ditipu dengan anggapan bahwa parlemen adalah wakil rakyat yang akan menjadi corong aspirasi mereka. Namun, pada kenyatannya demokrasi adalah bentuk legitimasi dari kepentingan para Kapitalis untuk melancarkan usaha mereka.

Sistem demokrasi bisa lahir dari ideologi Kapitalisme atau Sosialisme karena keduanya mengabaikan nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunah sebagai sumber untuk menggali hukum. Saat ini demokrasi identik dengan Kapitalisme sebagai ideologi yang menguasai dunia dimana roda pemerintahan yang ada di berbagai penjuru dunia harus sesuai dengan keinginan mereka. Atas nama demokrasi, George Walker Bush mengirim tentaranya untuk menyerang Irak dan Afganistan. Dengan demokrasi pula, Hamas dan Fatah di Palestina pecah menjadi dua golongan yang saling menumpahkan darah. Coba kita lihat, bagaimana nasib rakyat di negara-negara tersebut sekarang? Apakah ini yang dimaksud demokrasi oleh Bush?

Ketika terjadi krisis multidimensi di Indonesia maka kaum Reformis menyerukan untuk segera memperbaiki sistem pemerintahan supaya lebih demokratis. Pemilu ’99 yang dipercepat hingga hari ini ternyata tidak membawa sebuah perubahan yang berarti. Sudah puluhan kali Pilkada digelar tetapi tidak dapat membawa negeri ini ke dalam kondisi yang lebih baik. Saat ini kita telah ditipu, padahal Allah telah memperingatkannya dalam al-Quran!

Demokrasi sebagai Tipu Daya

Demokrasi adalah bentuk tipu daya para Kapitalis untuk menguasai negeri-negeri kaum Muslimin karena demokrasi berdiri pada 3 azas. Ketika berekonomi maka Kapitalis yang bermain, ketika berkelakukan maka canderung menggunakan faham liberalisme dan ketika berpolitik cenderung sekuler.
Pada umumnya kita telah ditipu oleh para Kapitalis bahwa demokrasi menjadi wadah kepentingan rakyat. Anggpan demikian membuat umat ini memahami demokrasi hanya dari sisi prosedural saja tetapi tidak memahaminya lebih mendalam. Ketika setiap beranggapan bahwa demokrasi adalah sistem paling baik maka merka akan mendukung dan memperjuangkannya. Namun perjuangan mereka sia-sia karena ketika wakil mereka di Parlemen menjadi pengkhianat yakni dengan menyerahkan hak-hak rakyat kepada para Kaiptalis pemilik modal.
Para Kapitalis ini menyokong dana partai-partai terpilih untuk membuat Undang-undang yang sesuai dengan pesanan mereka. Maka aneh kalau banyak mahasiswa yang menolak Undang-undang yang pro Kapitalis tetapi justru meneriakan ‘demokrasi sebagai solusi’?! Aturan hidup seperti ini yang tidak diridloi Allah SWT karena semua ini hanyalah bentuk tipu daya orang-orang kafir untuk menguasai tanah kaum Muslimin. Mereka menanam agen-agen mereka di berbagai penjuru dunia sehingga setiap jengkal tanah dibawah kontrol mereka.

Demokrasi pun melahirkan faham liberalisme dimana orang bebas untuk berfikir dan berkelakuan. Dalam kehidupan demokratis saat ini, lahirlah konsep hak azasi manusia yang menjauhkan manusia dari peringatan Allah SWT. Orang tidak bisa melarang wanita telanjang karena itu adalah hak dia untuk seperti itu selama tidak menganggu orang lain. Liberalisme pun membuat kaum Muslimin berani menafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan penafsiran semau gue sehingga lahirlah kaum Islam Liberal yang menjadi duri dalam daging umat ini.

Kaum Muslimin harus menyadari bahwa sistem pemerintahan yang demokratis bukanlah segala-galanya. Banyak orang memandang bahwa demokrasi lahir dari prinsip musyawarah untuk mufakat padahal itu adalah isapan jempol belaka. Konsep sesat ini telah meracuni umat sejak dia masih sekolah dasar hingga perguruan tinggi sehingga tebentuk pemikiran bahwa tiada sistem pemerintahan yang labih baik selain demokrasi. Umat ini menjadi bingung ketika menghadapi krisis sehingga bertanya. “Kalau demokrasi itu salah lalu dengan apalagi negeri ini akan diatur….?”. Awas, pertanyaan tersebut adalah bentuk dari sikap kita yang sekuler dimana tidak meyakini konsep Islam sebagai solusi. Umat ini sepertinya tidak yakin jika Islam menjadi pemimpin dalam panggung politik bahkan cenderung menjauhkan Islam dari politik. Seharusnya kita mendakwahkan Islam politis karena politik itu adalah mengurus urusan umat yang hukumnya wajib.

Banyak diantara kaum Muslimin ingin menjadikan politik Islam sebagai solusi dari segala krisis yang terjadi namun masih menjadikan demokrasi sebagai isu pergerakan mereka. Anggapan ini menjadikan banyak Partai Isam yang ikut dalam kancah Pemilu. Jika dicermati sebenarnya mereka sudah masuk ke dalam ‘lubang biawak’ yang sulit untuk keluar lagi. Pertama, hal itu merupakan kemaksiatan karena ikut nimbrung membuat hukum kufur. Kedua, umat semakin bingung antara yang haq dan bathil karena sudah biasa apabila parpol Isam masuk kedalam parlemen dengan alasan ‘perubahan secara bertahap’. Ketiga, memperkuat sekulerisme itu sendiri dan menjauhkan umat dari ukhuwah Islamiyyah karena nasionalisme dan fanatisme golongan sudah melekat dalam diri umat ini. (Baca, Nasionalisme mengalahkan Ukhuwah Islamiyyah di muhammadyusufansori.blogspot.com)

Hanya Islam sebagai Lawan dari Demokrasi

Ketika banyak orang membiaskan antara demokrasi dan Islam (bahkan adala istilah ‘demokrasi Islam) maka saya menawarkan kepada kaum Muslimin untuk segera meninggalkan cara berfikir demokratis dan merubahnya menjadi cara berfikir Islami. Dengan begitu, kita akan mengembalikan setiap permasalahan yang ada kepada Islam bukan kepada guru, ustadz, murobbi atau orang Islam Liberal. Hanya syariat Islam yang digali dari nash al-Quran dan As-Sunnah yang membuka hati dan pemikiran kita. Apabila setiap orang sudah memiliki cara berfikir Islami maka tidak akan ada lagi yang mendukung orang-orang fasik untuk duduk di parlemen dan mengendalikan kehidupan kita.

Ketika umat ini serempak untuk menjauhi penguasa fasik maka tegaknya kehidupan Islam dibawah naungan Daulah Khilafah Islamiyyah akan segera terwujud. Kita jangan menjadi orang-orang yang rajin berdoa dan menitikkan air mata tetapi masih setuju dengan sistem demokrasi dan melakoninya. Padahal Allah sudah mengabulkan doa kita untuk keluar dari krisis tetapi hati dan fikiran kita tertutup dari rahmat Allah yakni konsep-konsep aturan Islam yang sudah ditawarkan oleh banyak ulama sebagai solusi. Marilah kita isukan di tengah-tengah umat bahwa sekulerisme, kapitalisme, nasionalisme dan demokrasi itu haram!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar