Total Tayangan Halaman

Rabu, 01 Desember 2010

MENYIAPKAN LEMBARAN SEJARAH

Oleh: Yosi Prastiwi

Menjadi manusia utuh sepantasnya selalu berpengharapan pada Yang Maha Berkehenda. Hidup memiliki seribu alasan untuk meraih apa yang kita citakan. Impian mengental menjadi semangat mewujudkan manusia dengan impian besar, manusia dengan agenda besar dalam hidupnya, bukan sekedar kembang tidur bagi para pemimpi.

Merencanakan cita
Rasulullah SAW memulai dakwahnya seorang diri. Seruan dakwahnya dibukit Shafa disambut cemoohan. Memang orang-orang bergegas menuju lelaki mulia ini dalam seruan yang pertama, sampai-sampai seseorang yang tidak bisa datang sendiri mengirim utusan demi melihat apa yang terjadi. Namun ketika diserunya mereka kepada agama Allah, kaum Quraisy bubar bertebaran. Bahkan Abu Lahab menemui Rasul dengan nada kasar sembari berkata, “Celakalah engkau selama-lamanya! Cuma untuk inikah engkau kumpulkan kami?” Ia yang terpercaya akhlaknya diingkari risalah kenabiannya.
Toh segala rintangan tak menyurutkan semangat beliau demi mewujudkan risalah yang diembannya. Tak ada harapan yang matipun ketika tahun kesedihan melanda. Keyakinan akan impian besarnya pantang pupus, itulah idealisme. Jika gajah sekedar meninggalkan gading maka manusia (harusnya) menorehkan jejak karya. Tunjukkan impianmu maka izinkan dunia mendoakannya disetiap hujan.

Menengok Realitas
Idealisme saja tak cukup. Tanpa menengok realitas, ia menjadi mimpi yang perfeksionis. Sekali rusak dan salah langsung dicap tanpa pengecualian. Sekalinya cacat, akan masuk dalam tong sampah kekecewaan.
Kita membaca bagaimana Rasulullah berdakwah dengan memperhatikan realitas masyarakat. Amat lembut lelaki terkasih tiu menyeru dengan kalimat yang tepat sesuai dengan bahasa dan kondisi sosial budaya setiap kaum. Meski kaum Quraisy berbuat syirik tak lantas Rasulullah terburu menghancurkan Latta dan Uzza sesembahan mereka. Tidak sebelum barisan Rasulullah, Allah menangkan dalam Fathul Makkah.
Seyogyanya realitas mampu menjadi batas keajaiban impian. Bukan sandaran hingga impian berbanding lurus pada kebutuhan pragmatis hingga hingga keyakinan akan cita luluh dan luntur. Seperti hal nya es batu yang mencari kepanasan, menjadi air, ia lebih mudah berbaur, bukan diwarnai tetapi mewarnai.

Berkaca Pada Rasionalitas
Genggamlah impian besarmu dalam letupan semangat. Lalu biarkan ia mengalir melalui sisi-sisi realitas garis Allah pada kaca-kaca rasional. Tidak ada impian yang tidak bisa diterjemahkan secara rasional jka ada kesungguhan disana.
Rasulullah bersikap rasional, menggunakan timbangan akal matang dalam mengambil keputusan-disamping beliau mendapat petunjuk berupa wahyu. Tentu bukan nalar rasional yang mementingkan landasan teoritis dibandingkan amal sehingga harus terus diperdebatkan. Bukankah satu contoh kecil lebih baik daripada seribu kata-kata seruan?
Shalahuddin Al Ayyubi pernah berkata bahwa bukan kita yang memilih takdir, takdirlah yang memilih kita. Jadikan realita impian besar kita dengan idealisme dan akal-akal rasional. Maka Allah akan membuka jalan-jalan kesungguhan.

1 komentar:

  1. Casino & Hotel - Mapyro
    Find the best Casino & Hotel in Maricopa, 김포 출장마사지 AZ near 양산 출장마사지 Maricopa, 김천 출장샵 US. Address, Mapyro Casino 대구광역 출장안마 & Hotel, 하남 출장마사지 Maricopa, AZ 85233

    BalasHapus